Minggu, 20 November 2011

Jebakan Imajenasi Semu

“Tak satupun wujud yang bisa menutupi
Allah, karena sesungguhnya tidak satu pun yang
menyertaiNya. Bahwa sesungguhnya anda
tertutup dari Allah disebabkan oleh imajinasi
(seakan) ada wujud yang menyertaiNya.”
“Tak satupun wujud yang bisa menutupi
Allah, karena sesungguhnya tidak satu pun yang
menyertaiNya. Bahwa sesungguhnya anda
tertutup dari Allah disebabkan oleh imajinasi
(seakan) ada wujud yang menyertaiNya.”
Adanya imajinasi wujud selain Allah membuat
anda lebih sibuk dengan wujud semu itu,
berupa dunia seisinya dengan segala
masalahnya, secara tidak langsung maupun
langsung, anda telah terjebak seakan-akan
wujud semu itu yang mengancam dan memberi
manfaat bagi kehidupan anda, sehingga anda
pun terhijab dari Allah azza wa-Jalla.
Padahal wujud itu hakikatnya tidak ada, yang
berhak punya sifat Wujud hanyalah Allah swt.
Dalam kitab Lathaiful Minan, karya lain Ibnu
Athaillah digambarkan, “ketika melihat wujud
semesta ini, anda melihat adanya bayangan
dengan mata kepala. Padahal bayangan itu
sesungguhnya tidak ada jika ditinjau dari
struktur wujud itu sendiri, tetapi juga tidak
bisa disebut tidak ada, jika dilihat dari
struktur ketiadaan.
Dengan demikian bayangan semesta itu tidak
bisa menghapus yang empunya bayang. Karena
sesuatu itu menyerupai padanannya dan
terkumpul dalam bentuknya. Begitu pula yang
menyaksikan sifat bayangan alam tidak bisa
menghalangi Allah swt, sebagaimana bayangan
pohon di siang hari tidak menghalangi lajunya
kapal untuk berjalan.
Dari sinilah jelas bahwa tirai atau tutup itu
bukan sebagai wujud yang menghadang antara
diri anda dengan Allah Ta’ala. Apabila hijab
itu memiliki sifat wujud antara diri anda
dengan Allah Ta’ala, pastilah wujud tadi lebih
dekat dibanding Allah Ta’ala, padahal tak satu
pun yang lebih dekat padamu dibanding Allah
Ta’ala. Maka hakikat hijab itu sesungguhnya
kembali pada imajinasi tentang adanya hijab
itu sendiri.”
Beliau melanjutkan, bahwa dengan memandang
SifatNya, segala makhluk akan terliputinya:
“Apabila Sifat-sifatNya tampak, maka
seluruh semesta ini akan tersirnakan. Kalaulah
bukan tampakNya dibalik semesta ciptaanNya,
mata hati tak pernah bisa memandangnya.”
Dapat disebutkan, tidak ada ketetapan pada
makhluk dengan munculnya efek dari Allah
Ta’ala. “Sungguh mengherankan, bagaimana
bisa wujud menjadi tampak dalam ketiadaan?
Atau bagaimana bisa ada sesuatu yang baru
bersanding dengan Dzat yang punya sifat Maha
Dahulu?”, begitu disebut oleh Ibnu Athaillah
pada hikmah-hikmah terdahulu.
Kalaulah bukan karena pengaruh Sifat-
sifatNya yang diyakini dengan ilmu dan
dikhususnya dengan IrodahNya dan dimunculkan
melalui KuasaNya, maka tak ada yang tampak
sama sekali, baik oleh mata kepala maupun
mata hati. Yang Dzohir berarti adalah sifat-
sifatNya. Bila memandang pada yang lain dari
Sifat itu, akan terjebak pada imajinasi-
imajinasi yang dibatasi rupa, tanpa kembali ke
hakikatnya yang bisa menghapus imajinasi
semu tadi. (Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-
Sakandary)

sumber: sufinews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar