Selasa, 17 Januari 2012

Hakikat Basmalah I

Dalam suatu hadits Nabi saw. Beliau bersabda,
Setiap kandungan dalam seluruh kitab-kitab
Allah diturunkan, semuanya ada di dalam Al-
Qur'an. Dan seluruh kandungan Al-Qur'an ada
di datam Al-Fatihah.
Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di
dalam Bismillnahirrahmaanirrahiim. Bahkan
disebutkan dalam hadits lain,"setiap kandungan
yang ada dalam Bismillahirrahmaanirrahiim ada
di dalam huruf Baa', dan setiap yang
terkandung di dalam Baa’ ada di dalam titik
yang berada dibawah Baa'".
Sebagian para Arifin menegaskan, "Dalam
perspektif orang yang ma'rifat kepada Allah,
Bismillaahirrahmaanirrahim itu kedudukannya
sama dengan "kun" dari Allah”.
Perlu diketahui bahwa pembahasan mengenai
Bismillahirrahmaanirrahiim banyak ditinjau
dari berbagai segi, baik dari segi gramatikal
(Nahwu dan sharaf) ataupun segi bahasa
(etimologis), disamping tinjuan dari materi
huruf, bentuk, karakteristik, kedudukan,
susunannya serta keistemewaanya atas
huruf-huruf lainnya yang ada dalam Surat
Pembuka Al-Qur'an, kristalisasi dan
spesifikasi huruf-huruf yang ada dalam huruf
Baa', manfaat dan rahasianya.
Tujuan kami bukan mengupas semua itu, tetapi
lebih pada esensi atau hakikat makna terdalam
yang relevan dengan segala hal di sisi Allah
swt, Pembahasannya akan saling berkelin dan
satu sama lainnya, karena seluruh tujuannya
adalah Ma’rifat kepada Allah swt.
Kami memang berada di gerbangNya, dan setiap
ada limpahan baru di dalam jiwa maka ar-
Ruhul Amin turun di dalam kalbunya kertas.
Ketahuilah bahwa Titik yang berada dibawah
huruf Baa' adalah awal mula setiap surat dan
Kitab Allah Ta’ala. Sebab huruf itu sendiri
tersusun dari titik, dan sudah semestinya
setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya,
sedangkan setiap huruf itu ada titik yang
menjadi awalnya huruf. Karena itu menjadi
keniscayaan bahwa titik itu sendiri adalah awal
dan pada setiap surat dan Kitab Allah Ta’ala.
Kerangka hubungan antara huruf Baa' dengan
Tititknya secara komprehensfih akan
dijelaskan berikut nanti. Bahwa Baa' dalam
setiap surat itu sendiri sebagai keharusan
adanya dalam Bassmalah bagi setiap surat,
bahkan di dalam surat Al-Baqarah. Huruf Baa'
itu sendiri mengawali ayat dalam surat
tersebut. Karena itu dalam konteks inilah
setiap surat dalam Al-Qur'an mesti diawali
dengan Baa' sebagaimana dalam hadits di atas,
bahwa seluruh kandungan Al-Qur'an itu ada
dalam surah Al-Fatihah, tersimpul lagi di
dalam Basmalah, dan tersimpul lagi dalam
Huruf Baa', akhirnya pada titik.
Hal yang sama , Allah SWT dengan seluruh yang
ada secara paripurna sama sekali tidak
terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Titik sendiri
merupakan syarat-syarat dzat Allah Ta'ala
yang tersembunyi dibalik khasanahnya ketika
dalam penampakkan-Nya terhadap mahlukNya.
Amboi, titik itu tidak tampak dan tidak Layak
lagi bagi anda untuk dibaca selamanya
mengingat kediaman dan kesuciannya dari
segala batasan, dari satu makhraj ke makhraj
lainya.
Sebab ia adalah jiwa dari seluruh huruf yang
keluar dari seluruh tempat keluarnya huruf.
Maka, camkanlah, dengan adanya batin dari
Ghaibnya sifat Ahadiyah.
Misalnya anda membaca titik menurut
persekutuan, seperti huruf Taa' dengan dua tik,
lalu Anda menambah satu titik lagi menjadi
huruf Tsaa’, maka yang Anda baca tidak lain
kecuali Titik itu sendiri. Sebab Taa' bertitik
dua, dan Tsaa' bertitik tiga tidak
terbaca,karena bentuknya satu, yang tidak
terbaca kecuali titiknya belaka. Seandainya
Anda membaca di dalam diri titik itu niscaya
bentuk masing-masing berbeda dengan lainnya.
Karena itu dengan titik itulah masing-masing
dibedakan, sehingga setiap huruf sebenarnya
tidak terbaca kecuali titiknya saja. Hal yang
sama dalam perspektif makhluk, bahwa
makhluk itu tidak dikenal kecuali Allah.
Bahwa Anda mengenal-Nya dari makhluk
sesungguhnya Anda mengenal-Nya dari Allah
swt. Hanya saja Titik pada sebagian huruf lebih
jelas satu sama lainnya, sehingga sebagian
menambah yang lainnya untuk
menyempurnakannya, seperti dalam huruf-
huruf yang bertitik, kelengkapannya pada titik
tersebut. Ada sebagian yang tampak pada
kenyataannya seperti huruf Alif dan huruf-
huruf tanpa Titik. Karena huruf tersebut juga
tersusun dari titik-titik. Oleh sebab itulah,
Alif lebih mulia dibanding Baa',karena Titiknya
justru menampakkan diri dalam wujudnya,
sementara dalam Baa' itu sendiri tidak tampak
(Titik berdiri sendiri). Titik di dalam huruf Baa'
tidak akan tampak, kecuali dalam rangka
kelengkapannya menurut perspektif penyatuan.
Karena Titik suatu huruf Merupakan
kesempurnaan huruf itu sendiri dan dengan
sendirinya menyatu dengan huruf tersebut.
Sementara penyatuan itu sendiri
mengindikasikan adanya faktor lain, yaitu
faktor yang memisahkan antara huruf dengan
titiknya.
Huruf Alif itu sendiri posisinya menempati
posisi tunggal dengan sendirinya dalam setiap
huruf. Misalnya Anda bisa mengatakan bahwa
Baa' itu adalah Alif yang di datarkan Sedang
Jiim, misalnya, adalah Alif dibengkokkan' dua
ujungnya. Daal adalah Alif yang yang ditekuk
tengahnya.
Sedangkan Alif dalam kedudukan titik, sebagai
penyusun struktur setiap huruf ibarat
Masing-masing huruf tersusun dari Titik.
Sementara Titik bagi setiap huruf ibarat
Neucleus yang terhamparan. Huruf itu sendiri
seperti tubuh yang terstruktur. Kedudukan Alif
dengan kerangkanya seperti kedudukan Titik.
Lalu huruf-huruf itu tersusun dari Alif
sebagimana kita sebutkan, bahwa Baa’ adalah
Alif yang terdatarkan.
Demikian pula Hakikat Muhammadiyyah
merupakan inti dimana seluruh jagad raya ini
diciptakan dari Hakikat Muhammadiyah itu.
Sebagaimana hadits riwayat Jabir, yang intinya
Allah swt. menciptakan Ruh Nabi saw dari
Dzat-Nya, dan menciptakan seluruh alam dari
Ruh Muhammad saw. Sedangkan Muhammad
saw. adalah Sifat Dzahirnya Allah dalam
makhluk melalui Nama-Nya dengan wahana
penampakan Ilahiyah.
Anda masih ingat ketika Nabi saw. diisra'kan
dengan jasadnya ke Arasy yang merupakan
Singgasana Ar-Rahman. Sedangkan huruf Alif,
walaupun huruf-huruf lain yang tanpa titik
sepadan dengannya, dan Alif merupakan
manifestasi Titik yang tampak di dalamnya
dengan substansinya Alif memiliki nilai tambah
dibanding yang lain. Sebab yang tertera setelah
Titik tidak lain kecuali berada satu derajat.
Karena dua Titik manakala disusun dua bentuk
alif, maka Alif menjadi sesuatu yang
memanjang. Karena dimensi itu terdiri dari
tiga: Panjang, Lebar dan Kedalaman.
Sedangkan huruf-huruf lainnya menyatu di
dalam Alif,seperti huruf Jiim. Pada kepala
huruf Jiim ada yang memanjang, lalu pada
pangkal juga memanjang, tengahnya juga
memanjang. Pada huruf Kaaf misalnya,
ujungnya memanjang, tengahnya juga
memanjang namun pada pangkalnya yang
pertama lebar. Masing-masing ada tiga
dimensi. Setiap huruf selain Alif memiliki dua
atau tiga jangkauan yang membentang.
Sementara Alif sendiri lebih mendekati titik.
Sedangkan titik , tidak punya bentangan.
Hubungan Alif diantara huruf-huruf yang Tidak
bertitik, ibarat hubungan antara Nabi
Muhammad saw, dengan para Nabi dan para
pewarisnya yang paripurna. Karenanya Alif
mendahului semua huruf.
Diantara huruf-huruf itu ada yang punya Titik
di atasnya, ada pula yang punya Titik
dibawahnya,Yang pertama (titik di atas)
menempatip osisi "Aku tidak melihat sesuatu
sebelumnya) kecuali melihat Allah di sana".
Diantara huruf itu ada yang mempunyai Titik di
tengah, seperti Titik putih dalam lobang Huruf
Mim dan Wawu serta sejenisnya, maka
posisinya pada tahap, "Aku tidak melihat
sesuatu kecuali Allah didalamnya." Karenanya
titik itu berlobang, sebab dalam lobang itu
tampak sesuatu selain titik itu sendiri
Lingkaran kepada kepala Miim menempati
tahap, "Aku tidak melihat sesuatu" sementara
Titik putih menemptai "Kecuali aku melihat
Allah di dalamnya."
Alif menempati posisi "Sesungguhnya orang-
orang yang berbaiat kepadamu sesungguhnya
mereka itu berbaiat kepada Alllah." Kalimat
"sesungguhnya" menempati posisi arti "Tidak",
dengan uraian "Sesungguhnya orang-orang
berbaiat" kepadamu tidaklah berbaiat
kepadamu tidaklah berbaiat kepadamu, kecuali
berbaiat kepada Allah."
Dimaklumi bahwa Nabi Muhammad saw. dibaiat,
lalu dia bersyahadat kepada bersyahadat
kepada Allah pada dirinya sendiri,
sesungguhnya tidaklah dia itu berbaiat kecuali
berbaiat kepada Allah. Artinya, kamu
sebenarnya tidak berbaiat kepada Muhammad
saw. tetapi hakikat-nya berbaiat kepada Allah
swt. Itulah arti sebenarnya dari Khilafah
tersebut.

sumber SufiNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar